MASALAH MASALAH PENDIDIKAN
MAKALAH
MASALAH-MASALAH
PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing : Linda Indiyarti Putri, M. Pd
Disusun Oleh
:
Mohammad Nadhif
Yahya 18106011174
Muhammad Nur
Azka 18106011085
Ahmad Syifak
Fathul Alawi 18106011076
Novita
Ayuningtyas 18106011110
YAYASAN
WAHID HASYIM
UNIVERSITAS
WAHID HASYIM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
SEMARANG
2018
A.
Pendahuluan
Pendidikan
merupakan sarana dalam pengembangan sumber daya manusia. Sesungguhnya yang
menentukan kualitas sumber daya manusia dilihat dari pendidikannya adalah mutu
dari pendidikan itu sendiri. Jika peningkatan mutu pendidikan tidak
diperhatikan, maka tidak dapat diharapkan pendidikan di Indonesia akan bersaing
dengan negara lain apalagi dalam menghadapi globalisasi di segala bidang. Dalam
pengelolaan suatu unit pendidikan, indikator mutu dapat dilihat dari:
“masukan”, yang meliputi: siswa, tenaga pengajar, administrator, dana, sarana,
prasarana, kurikulum, buku-buku perpustakaan, laboratorium, dan alat
pembelajaran. “Proses”, yang meliputi: pengelolaan lembaga, pengelolaan program
studi, pengelolaan kegiatan belajar mengajar, interaksi akademik, seminar,
penelitian, wisata ilmiah. dan “hasil”, yang meliputi: lulusan, temuan-temuan,
perilaku/akhlak, hasil-hasil, kinerja lainnya.[1]
Pendidikan pada
dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup
lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga
masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Hal ini berarti pendidikan
mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia yang baik, yang dapat
berguna dalam pembangunan dimasa depan. Akhir-akhir ini aspek pendidikan dihadapkan
pada ragam persoalan internal dan eksternal yang ditimbulkan oleh berbagai
macam perubahan, seperti perubahan teknologi, perubahan sosial dan perubahan
budaya yang terutama membawa dampak dalam berbagai kemajuan dan perkembangan
pendidikan. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada
masalah-masalah baru. Masalah-masalah tersebut kemudian berdampak kepada
kualitas sumber daya manusia dan pendidikan.
Salah satu
masalah yang baru adalah globalisasi, permasalahan globalisasi menjadi penting
untuk disoroti, karena ia merupakan trend abad ke-21 yang sangat kuat
pengaruhnya pada segenap sektor kehidupan, termasuk pada sektor pendidikan.
Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan tantangan yang harus dijawab oleh
dunia pendidikan, jika pendidikan ingin berhasil mengemban misi (amanah) dan
fungsinya. Globalisasi mengandung arti terintegrasinya kehidupan nasional ke
dalam kehidupan global. Dalam bidang ekonomi, misalnya, globalisasi ekonomi
berarti terintegrasinya ekonomi nasional ke dalam ekonomi dunia atau global.[2]
Bila dikaitkan dalam bidang pendidikan, globalisasi pendidikan berarti
terintegrasinya pendidikan nasional ke dalam pendidikan dunia. Sebegitu jauh,
globalisasi memang belum merupakan kecenderungan umum dalam bidang pendidikan.
B.
Rumusan masalah
1.
Apakah permasalahan pendidikan yang terjadi?
2.
Apakah faktor pendukung permasalahan
pendidikan?
3.
Bagaimana solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
pendidikan?
C.
Pembahasan
1.
Masalah Pendidikan
a.
Masalah Pemerataan Pendidikan
Pelaksanaan
pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat
memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan
kesempatan
belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut
jenis kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi geografis. Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu
kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin
pertama menyebutkan: “Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh
pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya
Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“. Dari
penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok
yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka
pelaksanaan pendidikan
belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan
pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi. Permasalahan
Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini
menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Selain itu masalah
pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga
pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja
terjadi jika kontrol pendidikan yang
dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-daerah terpencil.
Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah,
tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
b.
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika
hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu
hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen
tenaga terhadap calon pendidik, dengan sistem
sertifikasi. Selanjutnya jika pendidik tersebut terjun
ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen
tenaga dengan sistem tes untuk kerja (performance test). Lazimnya sesudah itu
masih dilakukan pelatihan/ pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan
tuntutan persyaratan kerja di lapangan.
Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak
pada masalah pemrosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemrosesan
pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik,
tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran bahkan juga masyarakat
sekitar. Seberapa besar dukungan tersebut diberikan oleh komponen pendidikan,
sangat terkandung kepada kualittas komponen dan kerja samanya serta mobilitas
komponen yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Di
dalam Tap MPR RI 1998 tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembangunan
pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis
pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu
penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan
pengajaran ilmu pengetahuan dan matematika. (BP-7 Pusat. 1989: 68) umumnya
kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah
pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah
perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan bermaksud agar sistem,
pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan jenjangnya di
seluruh pelosok tanah air (kota dan desa) mengalami peningkatan mutu pendidikan
sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
mas
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal
pendidikan. Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem
pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya
tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya berarti rendah. .
Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan
sumberdaya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah (a) Bagaimana
tenaga kependidikan difungsikan. (b) Bagaimana
prasarana dan sarana pendidkan digunakan. (c) Bagaimana
pendidikan diselenggarakan. (d) Masalah
efisiensi dalam memfungsikan tenaga. (e) Masalah
ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga kerja. (f) Masalah Efisiensi dalam Penggunaan
Prasarana dan Sarana (g) Penggunaan prasarana dan sarana pendidikan yang tidak
efisien bisa terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan
dan sering juga karena perubahan kurikulum.
d. Masalah Relevansi Pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan
perkembangan di masyarakat. Masalah
relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan
luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti
yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Luaran
pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan, yaitu yang beraneka
ragam seperti sektor produksi, sektor jasa, dan lain-lain. Baik dari segi
jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran
yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual (yang tersedia)
maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh
lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
2.
Faktor Pendukung Permasalahan Pendidikan
Setiap Masalah pendidikan berkaitan
erat dengan segi kehidupan yang lain, masalahnya bersifat kompleks (rumit),
sesuai dengan kehidupan masyarakatnya. Seberapa besar keterkaitan suatu masalah
pendidikan dengan masalah-masalah sosial
lain dalam masyarakatnya, secara sederhana masalah pendidikan dapat
dikelompokan kedalam beberapa jenis: 1. Masalah pemerataan 2. Masalah
Mutu / kualitas 3. Masalah efisiensi 4. Masalah efektivitas dan relevansi.[3]
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan
permasalahan pokok pendidikan tersebut adalah IPTEK, Pertambahan Penduduk,
Meningkatnya Animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik,
Menurunnya Kualitas Pendidikan, Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan
kebutuhan masyarakat yang sudah membangun.
Adapun penjelasan dari faktor-faktor
diatas:
a.
IPTEK. Adanya
perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan kemajuan
teknologi yang mempengaruhi keidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan
kebudayaan bangsa indonesia. Diakui bahwa sistem pendidikan yang kita miliki
dan dilaksanakan selama ini belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan
tersebut sehingga dunia pendidikan belum
dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang produktif, kreatif dan aktif
serta sesuai dengan wawasan dan keinginan masyarakat luas. Bagaimanapun
berkembangnya ilmu pengetahuan modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang
kokoh dan penguasaan kemampuan yang terus menerus.
b.
Pertambahan penduduk.
Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut adanya perubahan,
sekaligus pertambahannya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang
secara komulatif menuntut dari segi sarana pendidikan yang memadai. Kenyataan
tersebut menyatakan daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak
seimbang. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menentukan bagaimana relevansi
pendidikan dengan dunia kerja sebagai akibat tidak seimbangnya antara output
lembaga pendidikan dengan kesempatan yang tersedia.
c.
Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang
lebih baik. Munculnya gerakan inovasi pendidikan yang erat kaitannya dengan
adanya berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan
dewasa ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan IPTEK. Kemajuan IPTEK
yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka
mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal disatu
sisi
kesempatan untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau
persaingan yang sangat ketat. Berkenaan dengan ini pula sekarang bermunculuan
sekolah-sekolah favorit, plus, bahkan unggulan.
d.
Menurunnya kualitas Pendidikan.
Kualitas pendidikan yang dirasakan dewasa ini semakin menurun, ditambah belum
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, menuntut adanya sejumlah perubahan. Bila
tidak demikian, jelas akan berakibat fatal dan terus ketinggalan.
e.
Kurang adanya Relevansi antara Pendidikan dan kebutuha. Masyarakat
yang sedang membangun dalam era modern
sekarang masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang benar-benar mampu
untuk diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali skill yang
diperlukan dalam pembangunan. Umumnya, kurang sesuainya materi pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat telah diatasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh
karena itu perkembangannya di indonesia kita ketahui telah mengalami beberapa
kali penggantian kurikulum. Hal ini dilaksanakan dalam upaya mengatasi masalah
relevansi. Dengan kurikulum baru inilah peserta didik di bina kepribadiannya
melalui pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan masa
kini dan masa yang akan datang. Aspek keterampilan merupakan unsur kurikulum
baru yang selalu mendapatkan perhatian khusus dan prioritas utama.[4]
3.
Solusi untuk mengatasi permasalahan pendidikan
Inovasi atau pembaruan pendidikan
sebagai persepektif baru dalam dunia pendidikan mulai dirintis sebagai
alternative untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang belum dapat
diatasi secara kompleks karena cara
pendekatan pendidikan yang konvensional sudah dianggap tidak efektif.
Solusi yang dapat ditempuh untuk
mengatasi permasalahan pendidikan adalah sebagai berikut :
1.
Solusi permasalahan pemerataan dan peningkatan kualitas
Cara pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh
melalui
a)
Meningkatkan kemampuan pendidik lewat penataran-penataran
b)
Memperkaya pengalaman dan memperlancarkan proses belajar peserta
didik
c)
Memantapkan nilai, keterampilan, sikap dan kesadaran lingkungan
pada peserta didik. Contoh nyata pemerataan antara lain:
§ Membangun
gedung sekolah seperti SD Inpres atau ruangan belajar.
§ Menggunakan
gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
§ Sistem Pamong
(pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau Inpacts System
(Instructional Management by Parent, Communty and Teacher
§ SD kecil pada
daerah terpencil.
§ Sistem Guru
Kunjung.
§ SMP Terbuka
(ISOSA – In School Out off School Approach).
§ Kejar Paket A
dan B.
§ Belajar Jarak
Jauh, seperti Universitas Terbuka.
2.
Solusi permasalahan pelayanan mutu pendidikan
Cara memperluas
pelayanan pendidikan (kualitas), yaitu melalui:
a)
Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya
untuk SLTA dan PT.
b)
Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut,
misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi
seperti PKG dan lain-lain.
c)
Penyempurnaan kurikulum,
misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung muatan lokal,
metode
yang menantang dan menggairahkan belajar, dan melaksanakan evaluasi yang
beracuan PAP.
d)
Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram
untuk belajar.
e)
Penyempurnaan sarana belajar
seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium.
f)
Peningkatan administrasi manjemen khususnya yang mengenai anggaran.
g)
Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan :
·
laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
·
supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.
·
sistem ujian nasional/negara seperti Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN.
·
akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status
suatu lembaga.
3.
Solusi permasalahan efiktifitas
dan efisiensi pendidikan
Cara meningkatkan efiktifitas dan efisiensi sestem penyajian, dapat
ditempuh melalui :
a) Memberikan
kebebasan sesuai dengan minat, kemampuan,dan kebutuhan kearah perkembangan yang
optimal.
b) Memberikan
pengalaman yang bulat agar peserta didik mandiri dan memiliki sikap tanggung
jawab.
c) Megintegrasikan
berbagai pengalaman dan kegiatan pendidikan
d)
Mengusahakan isi, metode, dan bentuk pendidikan yang tepat guna,
tepat saat, menarik dan mengesankan.
4.
Solusi permasalahan relevansi pendidikan
Cara meningkatkan relevansi (keserasian)
pendidikan dengan pembangunan yaitu dapat ditempuh dengan :
a) Menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang fungsional untuk kehidupan dimasyarakat kelak.
b) Menentukan kemampuan untuk memahami dan
memecahkan permasalahan yang actual dalam masyarakat.
c) Menunjukan jalan untuk mengembangkan
keterampilan hidup dimasyarakat.
D.
Kesimpulan
1.
Masalah Pemerataan Pendidikan
Pelaksanaan
pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat
memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan
kesempatan
belajar.
2.
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan
dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang
diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga
penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon pendidik,
dengan sistem sertifikasi.
3.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem
pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan
4.
Masalah Relevansi
Pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan
perkembangan di masyarakat. Masalah
relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan
luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti
yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
E.
Penutupan
Dari
keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika
pendidikan:
1)
Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya: Semua
warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan
pendidikan.
2)
Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya: Perencanaan, pemrosesan
pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah di rumuskan.
3)
Dapat terlaksana secara efisien, artinya: Pemrosesan pendidikan
sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
4)
Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: Hasil pendidikan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohman,
Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Rineka
Cipta
Ekosusilo,
Madyo dan Kasihadi, RB., Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Effhar
Publishing, 1988
Fakih, Mansour,
Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta: Insist Press
dan Pustaka Pelajar, 2000
Hasbullah, Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2012
Joefoef, Daoed,
Pembaharuan Pendidikan dan Pikiran, dalam Sularto ( ed .). Masyarakat
Warga dan Pergulatan Demokrasi: Antara Cita dan Fakta. Jakarta: Kompas
Mastuhu, Menata
Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam Abad 21, Yogyakarta:
Safira Insani Press dan Magister Studi Islam UII, 2003
[1]
Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam Abad 21,
Yogyakarta: Safira Insani Press dan Magister Studi Islam UII, 2003, h. 66.
[2]
Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta:
Insist Press dan Pustaka Pelajar, 2000, h. 182
[3]
Madyo Ekosusilo dan RB. Kasihadi, Dasar-dasar Pendidikan, Semarang:
Effhar Publishing, 1988, h. 93-94