Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TRADISI PUNGGAHAN




Tugas
Metodologi Sudi Islam


Nama
  : Muhammad Nur Azka


Kelas
  : PAI b2


Nim     : 18106011085


TRADISI PUNGGAHAN ARWAH


MASYARAKAT DESA WATES NGALIYAN SEMARANG


            Masyarakat desa
wates memiliki sebuah tradisi yang tak jauh berbeda dengan masyarakat yang
lain, ada banyak tradisi keagamaan yang berlaku disini, diantara nya tahlil,
barzanji, nyadran dan punggahan. Beberapa tradisi tersebut merupakan suatu hal
yang melekat didalam masyarakat, mereka menganggap tradisi tersebut sebagai suatu
bagian dari sebuah agama, dikarenakan berbaurnya budaya dengan nilai-nilai
agama . sehingga tradisi ini terus diadakan setiap tahun dan seakan-akan
menjadi suatu hal yang wajib bagi masyarakat.


            Tradisi punggahan
sudah dikenal dalam masyarakat luas, tradisi ini diadakan ketika menjelang
bulan romadlon, Namun cara memperingati nya pun berbeda-beda sesuai dengan adat
istiadat yang berlaku di desa tersebut. Secara umum punggahan ini berasal dari
bahasa jawa “munggah” yang artinya naik, artinya bahwa masuk nya bulan
romadlon ini perlu adanya peningkatan kualitas iman yang lebih baik. Punggahan
ini bertujuan mengingangatkan masyarakat muslim bahwa romadlon akan segera
tiba, agar masyarakat lebih bersiap-siap menghadapi bulan romadlon.


            Di desa Wates
ngaliyan semarang punggahan dilakukan dibeberapa tempat , yaitu di
mushola-mushola dan masjid , bebarengan dengan acara punggahan juga diagendakan
arwah jama’ yaitu dengan simaatul qur’an oleh para hafidz di desa setempat dan
diikuti dengan acara dzikir tahlil bersama untuk mengirim doa kepada para
leluhur masyarakat. mereka juga berinisiatif mengumpulkan sedekah untuk masjid
yang mana pahala nya ditujukan untuk para leluhur.   


Description: D:\Foto\WhatsApp Images\IMG-20180927-WA0004.jpg


           





























Ada hal yang menarik dalam acara punggahan ini yaitu biasanya
masyarakat menghidangkan beberapa menu makanan  yang memiliki nilai arti tersendiri,diantara
nya adalah :


Ø  Ketan


Ketan adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa melayu. Kata ini  ditafsirkan oleh sunan kalijaga dengan kata “Khoto’an”
yang artinya kesalahan. Pesan yang tersirat pada kata tersebut agar semua
umat islam dapat berintrospeksi diri terhadap dosa yang telah dilakukan selama
setahun ini dan menyesali terhadap dosa yang telah dilakukan.





Ø  Apem


Kata ini di tafsirkan dengan kata ”Afwan” yang berarti maaf.
Kata ini memberikan sebuah pesan kepada umat muslim yang sangat berarti yaitu
agar umat muslim supaya melakukan taubat kepada Alloh, agar dalam memasuki
bulan romadlon benar-benar dalam keadaan bersih dari dosa, selain bertaubat
kepada Alloh hendak nya juga meminta maaf kepada manuisa, karena manusia adalah
mahluk sosial yang tak luput terhadap keslahan terhadap sesama.


Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam an-nasa’i dari
usamah bin zaid dijelaskan bahwa amal baik manusia dilaporkan kepada Alloh pada
bulan sya’ban, maka alangkah baik nya dalam hal ini manusia dalam keadaan
bersih dari dosa.





Ø  Gedang


Kata ini di tafsirkan dalam bahasa arap yaitu “Ghoda’an” Yang
berarti esok hari, artinya umat muslim sebentar lagi akan memasuki bulan
romadlon.





Ø  Pasung


Kata ini di tafsirkan dengan kata “Fashum” yang memiliki
arti berpuasalah.





Dari beberapa hal yang diatas maka yang semesti nya dilakukan oleh
umat muslim sebelum melaksanakan puasa adalah bertaubat kepada Alloh dan
meminta maaf kepada sesama muslim, dengan begitu puasa bulan romadlon
dilaksanakan dengan jiwa yang bersih dari dosa, dan dapat di simpulkan dari
kata ”punggahan” bahwa manusia harus meningkatkan kualitas ketaqwaan nya
di bulan romadlon.