Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

FAWATIH ASSUWAR








FAWATIH AS-SUWAR


Dosen Pengampu
: Drs. H. M. Syakur Sf.,M.Ag



























Disusun Oleh :


Muhammad Nur Azka (18106011085)


Abdul Karim               (18106011080)


Ariana setyo sejati      (18106011081)











FAKULTAS PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS WAHID
HASYIM


2018-2019


















  


FAWATIH  AS-SUWAR
























NO


NAMA


NIM


1.         
 


Muhammad Nur Azka


(18106011085)


2.         
 


Abdul Karim


(18106011080)


3.         
 


Ariana setyo
sejati


(18106011081)



                                                                               


     


A.   
PENDAHULUAN





      
I.           
Latar belakang


Alquran
yang terdiri dari 114 buah surah itu diawali dengan beberapa macam pembukaan
(fawatihus suwar) dan diakhiri dengan berbagai macam penutupan (khawatimus
suwar).


Ada cabang khusus Ulumul Qur’an yang
membicarakan pembukaan dan penutup surah-surah Alquran itu, yaitu Ilmu
Fawatihus Suwar Wa Khawatimuha.


Jika pembukaan surah-surah itu
diamati satu-persatu, maka terdapat sepuluh macam pembukaan surah-surah
Alquran. Inilah yang menjadi objek pembahasan Ilmu Fawatihus Suwar, yaitu ilmu
cabang Ilmu Ulumul Qur’an yang khusus membahas tentang pembukaan surah-surah
Alquran.


Ilmu ini penting sekali untuk
dipelajari, karena dengan ilmu itu orang akan bisa mengetahui rahasia/ hikmah
Allah SWT di dalam pembukaan surah-surah kitab Alquran.


Diantara ulama yang mengarang ilmu
ini ialah Abdul ‘Adhim bin Abdul Wahid, yang terkenal dengan sebutan Ibnu
Ishba’. Beliau menulis kitab Al-Khawathirus Sawabih Fi Asraaril Fawaatih.








   
II.           
Rumusan Masalah


1.     
Apa pengertian fawatihus suwar?


2.     
Macam-macam fawatihus suwar?


3.     
Apa pendapat ulama tentang fawatihus
suwar?











B.    
PEMBAHASAN





a)     
Pengertian fawatihus suwar


Menurut bahasa 
fawatih  adalah jamak dari
fatihah, yang berarti pembukaan atau permulaan atau awalan. Sedangka kata
as-suwar  adalah jamak dari kata
as-surah, sekumpulan ayat-ayat Alquran yang mempunyai awalan dan akhiran[1].


Adapun secara terminologis, pengertian surat adalah sebagi berikut


a.      
menurut
az zarkasyi, surat adalah  kumpulan
ayat-ayat  al qur’an yang mempunyai
awalan             dan akhiran .


b.     
menurut
abdul wahhab abdul majid ghazian, surat adalah kelompok tersendiri dari al         qur’an yang terdiri dari sedikitnya 3
ayat


c.      
menurut
az Zarqani, surat adalah  kumpulan
ayat-ayat  al qur’an yang mempunyai permulaan dan penutupan.


Dengan demikian dapat diketahui, bahwa ilmu fawatih as suwar adalah
ilmu yang membahas tentang hal-hal (ungkapan) yang berkedudukan sebagai pembuka
surat surat dalam al qur’an. Baik berupa huruf, kata, kalimat maupun lainnya.


Menurut kesepakatan para Ulama (Ahl al hill wa al ‘iqd), dalam
mushhaf al Ustmani terdapat 114 surat. Sedangkan menurut mujahid, hanya ada 113
surat dengan perhitungan bahwa surat al anfal dab bara’ah sebagai satu surat,
karena keduan nya terdapat banyak kemiripan dan di antara keduanya (tengahnya)
tidak terdapat pemisah (basmalah).[2]


b)    
Macam-macam fawatihus suwar


Dalam surah-surah Alquran, Allah mengawali firmannya
dengan sepuluh bentuk ungkapan :


  1. Berupa pujian ( الثناء) terhadap Alloh ,
    Bentuk ini dibedakan menjadi dua macam , yakni :



a.       Menetapkan
sifat-sifat terpuji (
اثبات
الصفات المادح
) yang wujud nya ada dua macam  :


- Berupa kata tahmid yang terdapat pada lima surat


Ø  Surah al-Fatihah
(1)                         
أَلْحَمْدُلِلَهِ


Ø  Surah Al An’am
(6)                       
أَلْحَمْدُلِلَهِ


Ø  Surah Al kahfi
(18)                        
أَلْحَمْدُلِلَهِ


Ø  Surah Saba’
(34)                            
أَلْحَمْدُلِلَهِ


Ø  Surah fatir (36)                               أَلْحَمْدُلِلَهِ


-         
Berupa
kata tabaroka yang terdapat pada dua surat


Ø  Al furqon (25)       تبارك
الذي نزل الفرقان


Ø  Al Mulk (67) تباررك الذي بيده الملك         [3]


b.     
Mensucikan
Allah Swt. Dari sifat-sifat yang negatif ( tanziilu an shifaatin nuqshaan
yang memakai lafal tasbih, terdapat dalam 7 surah, diantaranya:


-          Surah
al-Isra’ dengan lafal


سُبْحنَ
الَّذِيْ اَسْرى بِعَبْدِهِ لَيْلًا
   


-         
Surah al- A’ala dengan lafal


سَبِّحِ
اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلى


-         
Surah al-Hadid dengan lafal


سَبَّحَ
لِلهِ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ
 


-         
Surah al-Hasyr dengan lafal


سَبَّحَ
لِلهِ مافِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ
 





2.     
Pembukaan
dengan huruf-huruf yang terputus-putus ( istiftaahu bil huruufi al
muqaththa’ati )


Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surah
dengan memakai 14 huruf dengan tanpa diulang yang terkumpul dalam kalimat
نَصِّ حَكِيْمٌ قَاطِعٌ لَهُ سِرِّ , yang terdiri dari huruf-huruf أ,
ح, ر, س, ص, ط, ع, ق, ك, ل, م, ن, ه, ي
. Jika dihitung
dengan memasukkan huruf-huruf yang berulang-ulang, maka akan berjumlah 78
huruf.


  1. Pembukaan dengan
    Nida/panggilan (Al-istiftaahu Bin Nidaa’)
    [15]



Nida’ (panggilan) itu ada 3 macam, yaitu:


a.      
Nida/
panggilan yang ditujukan kepada kepada Nabi SAW, terdapat dalam 5 surah,
diantaranya Surah Al-Ahzab, Surah At-Tahrimdan Surah Ath-Thalaq dimulai dengan
lafal  “
ياَاَيُّهَاالنَّبِيُّ ,”Surah Al-Muzammil dimulai dengan
lafal  ”
يَااَيُّهَاالْمُزَمِّلُ قَمِ الَّيلَ
اِلاَّقَلِيْلاً
“dan Surah
Al-Muddatsir dimulai dengan lafal  ”
يَااَيُّهَاالمُدَّثِّرُ
” .


b.     
Nida
yang ditujukan kepada kaum mukminin dengan lafal ”
يَااَيُّهَاالَّذِيْنَ
امَنُوْا
“, terdapat
dalam surah, diantaranya:


-         
Surah Al-Maidah


-         
Surah Al-Hujurat


c. Nida yang
ditujukan kepada umat manusia ”
يَااَيُّهَاالنَّاسُ
” , yang terdapat dalam dua surah, yaitu
Surah An-Nisa dan Surah Al-Hajj.


4.     
Pembukaan
dengan jumlah Khabariyah (Al-istiftaahu Bil Jumalil Khabariyyati)


Jumlah Khabariyyah diawal surah-surah Al-Qur’an ada dua
macam, yaitu:


a.      
Jumlah
Ismiyah, yang menjadi pembukaan 11 surah-surah, diantaranya:


-         
Surah At-Taubah dengan lafal                        
بَرَاءَةٌمِنَ اللّهِ وَرَسُوَلِهِ


-         
Surah An-Nur dengan lafal                             
سُوْرَةٌ اَنْزَلْنهَا وَفَرَضْنهَا


b.     
Jumlah
Fi’liyah yang menjadi pembukaan 12 surah-surah
[16],
diantaranya:


-         
Surah Al-Anfal dengan lafal                               
يَسْئَلُوْنَكَ
عَنِ الأَنْفالِ


-         
Surah An-Nahl dengan lafal                           
أَتَى أَمْرُاللّهِ فَلَاتَسْتَعجِلُوْهُ


  1. Pembukaan dengan sumpah/
    qosam (Al-Istiftaahu Bil-Qasami)



Sumpah Allah yang dipakai dalam pembukaan surah al-Qur’an
itu ada 3 macam, dan terdapat dalam 15 surah
[17],
diantaranya:


a.      
Sumpah
dengan benda-benda angkasa (Al-Istiftaahu ‘Uluwiyyati)


Diantara nya adalah :


-         
Surah Ash-Shaaffat dengan lafal                        
وَالصَّفّتِ صَفَّا


-         
Surah An-Najm dengan lafal                               
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى


b.     
Sumpah
dengan benda-benda bawah (Al-Qasamu Bis-Sufliyaati)terdapat
dalam 4 surah, yaitu:


-         
Surah Adz-Dzariyat dengan lafal                        
وَالذَّارِيتِ ذَرْوًا


-         
Surah Ath-Thur dengan lafal                        
وَالطُّوْرِوَكِتبٍ
مَسْطُزْرٍ


-         
Surah At-Tin dengan lafal                                 
وَالتِّيْنِ
وَالزَّيْتُوْنِ


-         
Surah Al-‘Adiyat dengan lafal                
وَالْعدِيتِ ضَبْحًا


c.      
Sumpah
dengan waktu (Al-Qasamu Bil-Waqti), terdapat
dalam 3 surah, diantaranya:


-         
Surah Al-Lail dengan lafal                      
وَالَّيْلِ أِذَايَغْشَى


-         
Surah Adh-Dhuha dengan lafal                      
وَالضُّحَى


-         
Surah Al-‘Ashr dengan lafal                            
وَالْعَصْرِ


  1. Pembukaan dengan syarat
    (Al-Istiftaahu Bis-Sarthi)



Syarat-syarat yang dipakai Allah sebagai pembukaan
surah-surah Al-Qur’an ada 2 macam dan digunakan dalam 7 surah, sebagai berikut:


a. Syarat yang
masuk pada jumlah ismiyah, dipakai diawal 3 surah diantaranya:


-         
Surah At-Takwir dengan lafal                        
إِذَالشَّمْسُ كُوِّرَتْ


-         
Surah Al-Infithar dengan lafal                        
إِذَالشّمآءٌفَطَرَتْ


-         
Surah Al-Insyiqaq dengan lafal                      
إْذَالسَّمآءٌانْشَقَّتْ


b.  Syarat yang masuk pada jumlah fi’liyah,
dipakai diawal 4 surah, diantaranya:


-         
Surah Al-Waqi’ah dengan lafal                      
إِذَا وَقَعَتِ الوَاقِعَةِ


-         
Surah Al-Munafiqun dengan lafal                  
إِذَا جَاءَكَالمُنفِقُرْنَ


-         
Surah Az-Zalzalah dengan lafal                  
إِذَازُلْزِلَتِ
الأَرْضُ زُلْزَالَهَا


-         
Surah An-Nashr dengan lafal                      
إِذَاجَاءَنَصْرُاللّهِ
وَالْفَتْحِ


  1. Pembukaan dengan fi’il
    amar (Al-Istiftaahu bil Amri)



Ada 6 fi’il amar yang dipakai untuk membuka surah-surah
al-Qur’an, yang terdiri dari 2 lafal dan digunakan untuk membuka 6 surah-surah
sebagai berikut
[19]:


a.  Dengan fi’il Amar إِقْرَأْ  yang
hanya untuk membuka satu surah yaitu Surah Al-‘Alaq.


b.  Dengan fi’il amar قُلْyang digunakan dalam 5 surah sebagai berikut:


1.   
Surah
Al-Jinn dengan lafal                    
قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌمِنَ الجِنِّ


2.   
Surah
Al-Kafirun dengan lafal                                    
قُلْ
يآأَيُّهَاالكفِرُوْنَ
” 


3.   
Surah
Al-Ikhlash dengan lafal                                       
قُلْ هُوَاللّهُ أَحَدٌ


4.   
Surah
Al-Falaq dengan lafal                                      
قُلْ أَعُوْذُبِرَبِّ الفَلَقِ


5.   
Surah
An-Nas dengan lafal                                      
قُلْ أَعُوْذُبِرَبِّ النَّاسِ





  1. Pembukaan dengan
    pertanyaan (Al-Istiftaahu bil Istifhaami)



Bentuk pertanyaan/ istifham yang dipakai sebagai
pembukaan dari 6 surah-surah al-Qur’an itu ada 2 macam sebagai berikut:


a.      
Pertanyaan
positif (Al-Istifhaamu Al-Muhiibiyyu), yaitu bentuk pertanyaan
yang dengan kalimat positif yang tidak ada alat negatifnya. Terdapat dalam 4
surah yaitu:


-         
Surah Ad-Dahru, dengan lafal:



هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِيْنٌ مِنَ الدَّهْرِ ” 


Artinya: “ bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa”.


-         
Surah An-Naba’, dengan lafal:


 ”
 
عَمَّ
يَتَسآءَلُوْنَ. عَنِالنَّبَإِالعَظِيْمِ
” 


Artinya: “ tentang apakah mereka saling bertanya-tanya. Tentang berita yang
besar”.


-         
Surah Al-Ghasyiyyah, dengan lafal:



هَلْ أَتكَ حَدَيْثُ مُوْسَى


Artinya:“ sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari
pembalasan”.


-         
Surah Al-Ma’un, dengan lafal:


 ”
أَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ ” 


Artinya:“ tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama”.


b.     
 Pertanyaan
negatif, yaitu pertanyaan yang dalam kalimat negatif. Diantaranya
[20]:


-         
Surah al-Insyirah dengan lafal                   
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرْكَ


-         Surah
Al-Fiil dengan lafal        
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحبِ الفِيْلِ


  1. Pembukaan dengan do’a



Do’a atau harapan yang digunakan sebagai pembukaan dari 3
surah ada 2 macam sebagai berikut
[21]:


a.      
Do’a
atau harapan yang berbentuk kata benda (Ad-Du’aaul Ismiyyu)ada
di 2 surat yaitu:


·        
Surah
Al-Muthaffifin, dengan lafal:


وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِّيْنَ ” 


Artinya: “ kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
curang”.


·        
Surah
Al-Humazah, dengan lafal:


وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَ ةٌ


Artinya: “ kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi
pencela


b.     
Do’a
atau harapan yang berbentuk kata kerja (Ad-Du’aaul Fi’liyu)membuka
satu surah saja yaitu surah Al-Lahab  


تَبَّــتْ يَدَاأَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ


  1. Pembukaan dengan alasan (
    Al-Istiftaahu bit-Ta’lili)



Seperti yang digunakan untuk membuka surah Al-Quraisy[22],
dengan lafal:



لإِيْلفِ قُرَيْشٍ


Artinya: “karena kebiasaan orang-orang Quraisy”


c)     
Pendapat
para Ulama tentang fawatihus suwar


1. Para mufassir berpendapat bahwa huruf muqatha’ah dalam
Al-Qur’an, termasuk ayat mutasyabihat, yang tidak dapat diketahui makananya
(yang tersirat) kecuali hanya oleh Allah SWT.


2. Ulama’ tasawuf berpendapat bahwa fawatihus Suwar
adalah huruf-huruf yang tepotong-potong yang masing-masing diambil dari nama
Allah, atau yang tiap-tiap hurufnya merupakan penggantian dari suatu kalimat
yang berhubungan dengan yang susudahnya atau huruf itu menunjukkan kepada
maksud yang dikandung oleh surat yang surat itu dimulai dengan huruf-huruf yang
terpotong-potong.


3. Al-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat- kalimat itu
merupakan tanbih bagi Nabi. Mungkin ada suatu waktu Nabi berada dalam alam
manusia dalam keadaan sibuk maka Jibril memerintahkannya untuk mengucapkannya
agar Nabi mendengar ucapan Malaikat Jibril maka Nabi mendengarkannya dengan
seksama.


4. As-Sayyid Rasyid Ridha tidak membenarkan al-Khuwaibi
diatas, karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti
kedatangan wahyu. Rasyid ridha berpendapat bahwa tanbih ini sebenarnya
dihadapkan kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab madinah. Karena
orang-orang kafir apabila nabi membaca al-Qur’an mereka satu sama lain
menganjurkan untuk tidak mendengarkannya,seperti dijelaskan dalam surat
Fushshilat ayat 26.[4]





C.     PENUTUP





a.      
Kesimpulan


Adapun
kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :





1.       
Fawatih
as-suwar adalah pembuka-pembuka surat,karena posisi nya diawal surat dalam
alquran.


2.       
Seluruh
surat dalam al-quran dibuka dengan sepuluh macam pembukaan, tidak ada satu
suratpun yang keluar dari sepuluh macam tersebut.


3.       
Para
ulama’ berpendapat bahwa huruf-huruf fawatihu as-suwar itu adalah termasuk
azali maka banyak ulama’ yang tidak berani menafsirkannya dan tidak berani
mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap makna huruf-huruf tersebut.










































































DAFTAR PUSTAKA





·        
H,
Jalal, Abdul. Ulumul Qur’an.. Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.


·       
Syakur,Muhammad , Ulumul Qur’an, Semarang : FKIP2, 2019.


·        
 Shaleh,Shubhi. Mabahits  fi
Ulumil Qur’an. Beirut: Dar al-‘Ilm li al-Malayin, 1988.


·        
Al-fad,
Abi. Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim. Lebanon : Maktabah Ilmiyah, 1994.


·        
‘Alawy,
bin Muhammad. Zubdatul Itqan fi ‘Ulumil Qur’an. Jeddah: Dar al-Syuruq,
1983.


·      Al-Qur’an Digital












[1] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya : Dunia Ilmu,
2000).168




[2] M.
Syakur , Ulumul Qur’an, Semarang : FKIP2,
2019.hlm 123




[3] Ibid




[4] Shubhi
Shaleh, Mabahits  fi Ulumil Qur’an (Beirut: Dar al-‘Ilm
li al-Malayin,1988),  241